ヾ(´^,^)ノ♪ ヾ(´^,^)ノ♪ ヾ(´^,^)ノ♪
♪ Ramadhan datang alam pun riang ♪ menyambut bulan yang berkah ♪ umat berdendang kumandang azan ♪ pertanda hati yang senang..♪♪
Selamat puasaaaaa semuaaaaaa...!! =D kebetulaaann, tepat hari ini gw lagi ngga puasa *higs* kalo kemarin alhamdulillah kakak puasanya lulussss..tapi bundanya leuleus. Hehehe..
Dari seminggu sebelum bulan puasa, gw sama temen-temen hamil (caile!) yang laen sibuk cari referensi & tanya sana-sini soal puasa lagi hamil, baik dari sisi medis dan agama. Kebanyakan sih saran ngga usah puasa dulu, apalagi bwat yang usia kandungannya di bawah 4 bulan (gw dong!?) tapi dengan semangat pengen puasa sebulan penuh *kapan lagi kaan?!* gw bertekad mau nyobain ikut shaum, tapi ngga maksain.
Ternyata baca-baca di internet juga banyak yang membingungkan dehh, banyak yang bilang ngga masalah, tapi ngga sedikit juga yang bilang tidak disarankan. D'oh! Bwat yang bilang ngga masalah sih kebanyakan emang para ibu yang udah berpengalaman puasa sambil hamil sebelumnya dan berhasil, tapi kembali lagi, kondisi setiap kehamilan kan beda-beda dan ngga bisa disamain ya..
Menurut beberapa pendapat yang bilang boleh puasa saat hamil, kegiatan berpuasa tidak berdampak langsung pada janin. Dampaknya lebih terasa ke ibunya, misalnya mual atau muntah, nah untuk ibu hamil yang udah ngga ngalamin ini diperbolehkan bwat menjalankan ibadah puasa. Lalu ibu hamil juga harus memperhatikan asupan gizi dan kalori yang diperlukan selama kehamilannya ini untuk perkembangan dan pertumbuhan bayinya.
Selama berpuasa asupan gizi dan kalori tetap dibuat sama dengan saat tidak berpuasa, yaitu gizi seimbang dengan komposisi 50 % karbohidrat, 30 % protein, dan 10-20 % lemak. Hanya waktunya yang dipindah, semua asupan dipenuhi pada saat sahur, berbuka puasa dan waktu antara berbuka - sahur.
[Jujur, kalo gw ngga sanggup disuruh makan ronde II setelah buka... T_T ]
Tapi ya itu, setiap orang tau dan punya batas sendiri, sebaiknya jangan maksain dan lebih bagus kalau konsultasiin dulu sama obgyn masing-masing
Kalau dari kacamata orang awam, emang saran yang masuk kebanyakan mending ngga usah ikut puasa dulu karna kasian baby-nya. Gw sendiri termasuk yang worry sama keadaan calon baby, ditambah lagi belum waktunya ngintip alias usg. Obgyn sendiri kebanyakan jawabannya gantung, tidak melarang tapi tidak menyarankan juga. Tapi obgyn temen gw yang usia kandungannya sama ma gw dengan tegas bilang ngga usah ikut puasa dulu, katanya usia menjelang 4 bulan ini janin sedang dalam masa pembentukan syaraf-syaraf penting dan butuh banyak nutrisi. Untuk hal ini gw setuju. Maka gw ambil kesimpulan bahwa kondisi aman untuk menjalan puasa adalah usia kandungan 16 atau 18 minggu ke atas.
Oke, itu dari sisi medis, sekarang gimana dari sudut pandang islam?
Menurut hadits Anas bin Malik Al-Ka`biy, bahwa rasulullah bersabda:
إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ وَضَعَ عَنِ الْمُسَافِرِ شَطْرَ الصَّلاَةِ وَعَنِ الْمُسَافِرِ وَالْحَامِلِ وَالْمُرْضِعِ الصَّوْمَ أَوِ الصِّيَامَ
“Sesungguhnya Allah 'azza wa jalla meringankan setengah shalat untuk musafir dan meringankan puasa bagi musafir, wanita hamil dan menyusui.” (HR. Al-Khamsah.)
Lalu hukum bagi wanita hamil atau menyusui yang tidak puasa, ada 2 pendapat, kalau ibu hamil memutuskan untuk tidak berpuasa karena khawatir terhadap kesehatan dirinya (sakit, muntah, dll), maka wajib untuknya mengganti di luar hari-hari Ramadhan berdasarkan firman Allah swt :
فَمَن كَانَ مِنكُم مَّرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ أَيَّامٍ أُخَرَ
“Maka barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain.” (QS. Al Baqoroh : 184)
Sedangkan jika wanita hamil atau menyusui tidak berpuasa karena mengkhawatirkan kesehatan janinnya, maka diwajibkan untuknya membayar fidyah, sesuai dengan Firman Allah Ta'alla :
وَعَلَى الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ
“Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin” (QS. Al Baqarah: 184).
Menurut ulama yang berpendapat seperti ini, mereka mengatakan bahwa kewajiban fidyah masih berlaku bagi orang yang sudah tua renta, juga bagi wanita hamil dan menyusui.
Sekarang tinggal gimana ibu-ibu hamil deh mau puasa atau ngga. Gw terus terang masih semangat puasa karena merasa kehamilan gw sehat, makanya hari pertama gw dengan suksesnya bangun bwat sahur, makan dan minum ngga begitu banyak dan lupa minum obat.
Bangun tidur habis sahur, perut gw udah keroncongan, terus BBM temen gw yang lagi hamil juga sama jam segitu dia udah laper. Gw mulai panik beberapa jam kemudian setelah inget belum minum vitamin-nya kakak..OMAYLOT! Ditambah hari itu gw mual banget dan rajin banget pipis, kok bisa ya? Padahal kan gw ngga banyak minum. Ngga lama tangan gw gemeteran dan kepala gw mulai pusing, makin panik akhirnya gw bilang suami dan dia nyuruh gw bwat buka puasa. Jadilah hari itu gw resmi batal puasa.
Hari kedua gw alhamdulillah puasanya full..kakak ngga se-rewel kemarin, mual juga cuma sedikit. Tapi hari ketiga pagi-pagi gw udah mulai mual hebat lagi, suami nyuruh buka lagi dan diatur puasanya selang-seling aja. Jadi hari ini puasa, besoknya ngga, besoknya puasa, besoknya ngga dan seterusnya. Gw pikir ini win-win solution, gw bisa tetep puasa walaupun selang-seling. Gw ngga mau egois dengan maksa pengen puasa, ngga tega juga sih kalo harus puasa setiap hari sementara baby kekurangan nutrisi.
Jadi menurut gw, puasa itu adalah ibadah, dan menjaga kandungan juga ibadah. InshaAllah islam ngga menyusahkan, jadi gw pikir ngga ada salahnya gw menyesuaikan dengan kemampuan. =)
